Selasa, 04 Mei 2010
Rektor IPB, Prof. DR. Ir. Herry Suhardiyanto, M. Sc.
Menyikapi Permasalahan Pertanian di Indonesia
Penulis: Lisma Safitri
Selasa, 1 September 2009, 16:48

Perlu kebijakan pemerintah yang mendukung sektor pertanian.

INDONESIA adalah negara kepulauan dengan lahan pertanian yang begitu luas. Makanya, Indonesia dijuluki sebagai negara agraris. Namun siapa sangka, di negara agraris ini, masalah pertanian begitu pelik dan seakan tidak memiliki jawaban pasti untuk menyelesaikannya. Untuk membahas permasalahan ini, Majalah Bangkit Tani, mewawancarai narasumber yaitu Rektor IPB, Prof. DR. Ir. Herry Suhardiyanto, M. Sc.

Apa pendapat Bapak tentang sarjana pertanian yang tidak setia profesi? Bagaimana langkah-langkah antisipasinya?
Saya harap, Sarjana Pertanian yang tidak bekerja di bidangnya tetap memperhatikan dunia pertanian. Misalnya, membangun wacana yang baik tentang pertanian jika bekerja di bidang media massa, berusaha menciptakan sebuah sistem ekonomi pertanian yang mendukung jika bekerja di sektor perbankan, dan lain sebagainya. Langkah antisipatif yang kami lakukan dengan menyediakan program bantuan modal usaha di bawah naungan Carrier Development Agency (CDA). IPB menyediakan sekitar Rp 2 miliar untuk proposal bisnis yang dianggap layak. Pertanian harus mendapat porsi perhatian yang sesuai untuk meningkatkan minat profesi pertanian. Bangun semangat juang untuk meningkatkan kecintaan terhadap produk nasional, terutama produk pertanian.

Sejauh mana upaya IPB meningkatkan peminat calon mahasiswa masuk ke Program Studi Pertanian, khususnya IPB?
Memang ada penurunan minat terhadap Fakultas Pertanian di beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Alhamdulillah di IPB sendiri, penurunan minat tidak terlalu mengkhawatirkan. Peluang bidang pertanian sendiri cukup besar dalam menyumbangkan peningkatan kesejahteraan rakyat. Namun, saat ini seolah ada gap antara peluang dan potensi. Oleh karena itu IPB mencoba menjembatani gap tersebut dengan mengadakan Ujian Talenta Mandiri (UTM). Ini merupakan salah satu program jalur masuk IPB terbaru dengan proporsi penerimaan mahasiswa sekitar 10%.

Setujukah Bapak, jika porsi kewirausahaan dalam kurikulum di IPB ditambah dan langsung dibimbing oleh praktisi?
Tentu, saya setuju. Sebuah bangsa akan maju jika memiliki pengusaha 2% dari total penduduk. Jika ada 230 juta penduduk Indonesia, dibutuhkan 4,6 juta pengusaha. Saat ini Indonesia memiliki tidak lebih dari 1% pengusaha, sebuah angka yang masih jauh dari yang dibutuhkan.

Bagaimana Bapak memandang prospek pertanian Indonesia ke depan?
Dunia pertanian adalah dunia yang khas. Pertanian adalah sebuah keniscayaan bagi Indonesia. Pertanian dengan dimensinya yang luas seperti dimensi ketersediaan pangan, tenaga kerja dan lingkungan yang lebih ramah seperti keseimbangan ekologi dan ekowisata, menjadi sangat krusial bagi negara ini. Indonesia yang kaya sumberdaya dari Sabang sampai Merauke, memerlukan sebuah gerakan media pencitraan yang masif untuk meningkatkan minat di bidang pertanian.

Apa yang harus dilakukan agar pertanian Indonesia siap bersaing dengan negara lain di era perdagangan bebas?
Menurut saya, persaingan memang penting untuk memacu kinerja dalam rangka peningkatan mutu dan produktivitas, efisiensi kerja, penekanan biaya produksi serta peningkatan daya saing. Tetapi semua efek positif dalam persaingan tersebut memerlukan sebuah medan datar (persaingan yang seimbang, red). Oleh sebab itu, diperlukan upaya-upaya terpadu utuk mendukung kesiapan seluruh sektor pertanian Indonesia agar dapat bersaing dengan sehat dalam era perdagangan bebas. Namun, jika kita memang belum siap, jangan ragu-ragu untuk meminta dispensasi dari negara lain. Seiring dengan hal tersebut, harus ada supporting system pada petani, untuk dapat mengikuti era perkembangan yang terjadi di dunia luar.

Saat ini sektor pertanian digembar-gemborkan, oleh wakil rakyat, sebagai motor penggerak pembangunan Indonesia. Dengan segala aspeknya, yakni sumber daya alam yang melimpah, sumber daya manusia yang banyak terberdayakan pada sektor pertanian, dan lain sebagainya. Namun, mengapa sejauh ini belum sesuai dengan realitanya?
Kita harus memahami bahwa mereka sudah berbicara di depan rakyat. Mereka sudah mengutarakan janji-janjinya. Dan itu semua merupakan buah pikiran para petinggi partai. Saya yakin, mereka berusaha untuk memegang komitmen dan kita selalu mengontrol agar program-program Pemerintah dan DPR berpihak pada petani. Pembangunan pertanian harus diarahkan pada pembangunan yang berkeadilan, berkedaulatan (berbasis pada kemampuan kita sendiri dalam menghasilkan produk sehingga mampu berdaya saing), dan berkelanjutan (karena kita harus mewariskan sistem untuk generasi mendatang).

Kemana seharusnya arah kebijakan pemerintah untuk memajukan sektor pertanian?
Kebijakan pemerintah dirasa sudah cukup baik. Ada tiga strategi yang sangat penting yang harus dilakukan pemerintah:
Affirmative action; yaitu keberpihakan pada pertanian.
Integrasi hulu–hilir; mulai dari kegiatan penghasil sarana produksi pertanian, kegiatan on farm, off farm, dan distribusi produk dilakukan secara terpadu.
Fokus; APBN dan sumberdaya kita terbatas. Oleh sebab itu, kebijakan harus diarahkan pada bidang dan komoditi yang tepat.

Apa kesan Bapak Rektor untuk Majalah Bangkit Tani?
Saya harap, Majalah Bangkit Tani menjadi media yang dapat menularkan semangat cinta pertanian dan motivasi untuk berwirausaha di bidang pertanian. (*)
Presiden Mahasiswa IPB sekaligus Koordinator Pusat BEM SI
(Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia)
Suranto Wahyu Widodo.

DI mata mahasiswa, pertanian adalah surga yang masih terpendam. Dengan berbagai potensi yang dimiliki Indonesia, pertanian ke depan akan maju bila Sarjana Pertanian bisa bekerja di bidangnya. Berikut wawancara yang dilakukan oleh Majalah Bangkit Tani dengan Pre¬siden Mahasiswa IPB sekaligus Koordinator Pusat BEM SI, Suranto Wahyu Widodo.

Apa penyebab menurunnya minat bekerja di pertanian?
Menurunnya minat pertanian saat ini akibat dari pencitraan pertanian yang masih “jongkok”. Pertanian saat ini dianggap kurang menguntungkan untuk dijadikan mata pencaharian.

IPB memiliki program-program yang mendorong kualitas mahasiswa. Menurut Anda, bagaimana kesela¬rasan program tersebut dengan harapan BEM?
Kurikulum IPB memberikan bekal mahasiswa agar dapat bertahan di segala bidang profesi. Secara tidak langsung hal ini menyebabkan lemahnya idealisme pertanian. Namun, sejauh ini program-program IPB yang bertujuan untuk menumbuhkan jiwa kepedulian terhadap pertanian seperti Go Field, Kuliah Kerja Profesi, dan program pengembangan kewirausahaan pertanian sudah baik.

Sebagai seorang mahasiswa pertanian, apa pandangan Anda terhadap prospek pertanian saat ini dan di masa depan?
Selama manusia masih membutuhkan pangan, sandang, dan papan, maka pertanian masih prospektif. Saya pribadi, siap menjadi agropreneur dengan mengolah SDA dan SDM secara kreatif dengan sentuhan teknologi tepat guna.

Sebagai seorang koordinator pusat BEM SI, dalam tataran nasional, bagaimana gerakan mahasiswa saat ini dapat berkontribusi dalam pembangunan pertanian?
BEM SI menyadari betul pentingnya peran pertanian dalam pembangunan bangsa. Sebagai bukti konkret kepedulian kami, BEM SI menyertakan pentingnya perwujudan kedaulatan pangan dan energi dalam Tujuh Gugatan Rakyat (Tugu Rakyat) yang kami perjuangkan selama setahun terakhir.

Pesan anda untuk Majalah Bangkit Tani?
Saya berharap Majalah Bangkit Tani membawa angin segar bagi citra pertanian Indonesia sebagai usaha menuju kebangkitan baru dunia pertanian. Semoga, Bangkit Tani dapat mengubah wacana yang sempit terkait dunia pertanian. Dapat menjembatani aspirasi masyarakat kepada pemerintah, dan menjadi sarana check and balance kebijakan-kebijakan strategis pertanian. (Lisma Safitri | 085710769701)


Anda dapat mengikuti update artikel ini melalui RSS 2.0 feed.

1 komentar:

paigecaetano mengatakan...

Harrah's Philadelphia Casino & Racetrack - The Jam
It's a great, 여주 출장마사지 easy, fun gambling venue, with all 거제 출장샵 the fun of the casino action and adrenaline rush you're 광주광역 출장샵 ready for when 광주 출장샵 you step 구리 출장마사지 into Harrah's

Posting Komentar