MEMBUKA POLA PIKIR DAN PANDANGAN GENERASI PENERUS BANGSA TERHADAP DUNIA PERTANIAN SECARA TEPAT DAN MEMAHAMI PENTINGNYA PERAN DAN PROSPEK PERTANIAN INDONESIA DI KANCAH PERSAINGAN INTERNASIONAL

OLEH: Yoyok Hariyanto (G54090005)
Mahasiswa Program Tingkat Persiapan Bersama
Bogor Agricultural University - www.ipb.ac.id

ABSTRAK
Artikel ini membahas mengenai makna pertanian secara luas dan tepat, peranan, karir dan prospek pertanian bagi bangsa Indonesia guna bersaing di tingkat dunia. Artikel juga bertujuan memacu semangat generasi penerus bangsa untuk dapat mendongkrak semua kemampuan yang dimiliki demi memajukan pertanian bangsa. Topik ini dipilih karena latar belakang masih banyaknya generasi penerus bangsa dan bangsa Indonesia sendiri yang kurang memahami makna dunia pertanian, sehingga masih sangat minim orang yang tertarik dengan pertanian.
Dunia pertanian memiliki arti yang luas dan memiliki prospek penting dalam perkembangan bangsa Indonesia. Tidak seperti yang ada di benak generasi muda yang awam yang menganggap pertanian sebagai hal yang terbelakang. Pertanian memiliki prospek cerah bagi bangsa Indonesia untuk bersaing meningkatkan taraf perekonomian bangsa di level Internasional asalkan semua elemen bangsa mau berpartisipasi dan mau serius memajukan pertanian Indonesia. Sehingga diperlukan kesadaran generasi muda untuk mencintai pertanian.

Kata kunci : pertanian, prospek, karir, peranan, generasi penerus bangsa, persaingan internasional.



PENDAHULUAN
Latar Belakang

Generasi penerus bangsa Indonesia sekarang dihadapkan pada segudang persaingan yang membutuhkan kekuatan ekstra dalam menghadapinya. Bukan hanya persaingan di negeri sendiri melainkan juga persaingan di tingkat dunia. Mulai dari persaingan dalam karir, usaha, keahlian, pendidikan, dan kedudukan (status sosial). Seiring dengan itu, para generasi muda tak henti-hentinya mengasah bakat dan kemampuan mereka di bidang yang mereka minati atau bahkan di bidang belum mereka kenal sebelumnya.
Seiring dengan berkembangnya pembangunan kualitas pendidikan bangsa dan semakin majunya kancah persaingan para generasi muda, terpilihlah bidang-bidang karir yang banyak diminati para calon mahasiswa antara lain di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, keteknikan, politik, hukum, agama, sastra, komunikasi dan informasi dan lain-lain. Akan tetapi minat generasi muda terhadap dunia pertanian relatif sedikit. Hal ini dapat dilihat dari data Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2009 yang dimuat Kompas (2/8) bahwa jumlah peminat jurusan pertanian menurun drastis bahkan banyak kursi-kursi kosong di beberapa universitas di daerah timur Indonesia. Padahal berbagai permasalahan pertanian Indonesia perlu diselamatkan dan ditangani dengan serius. Artinya sangat dibutuhkan peran generasi penerus bangsa kedepannya.
Fenomena yang terjadi di masyarakat Indonesia saat ini banyak orang tuanya yang tidak ingin anaknya masuk untuk menjadi sarjana pertanian, “Ngapain kamu nak masuk pertanian, mau macul di sawah kotor-kotoran setiap hari dan mendapatkan penghasilan yang minim?” kata sang orang tua. Tidak ada kebanggaan menjadi orang yang fokus di bidang pertanian, bahkan tidak ada dorongan. Salah satu bukti nyata, dapat dilihat dari kurangnya peminat untuk menjadi sarjana pertanian. Bahkan beberapa Fakultas Pertanian di beberapa universitas ditutup. Tak ingatkah pesan presiden pertama bangsa ini, “Pertanian adalah hidup dan matinya suatu negara!”.
Permasalahan tersebut diakibatkan kesalahan pola pikir generasi muda terhadap bidang pertanian. Mereka menganggap karir di dunia pertanian sangat terbatas. Bahkan profesi karir satu-satunya adalah menjadi petani. Padahal peranan dan prospek dunia pertanian di Indonesia mampu bersaing dan dapat diandalkan baik di zona lokal maupun di zona internasional. Pertanian mampu menjadi senjata ampuh bagi kemajuan bangsa.
Kondisi kehidupan ekonomi petani Indonesia yang terlihat serba pas-pasan membuat pemuda berfikir berjuta-juta kali untuk memutuskan berkecimpung di dunia pertanian. Padahal konsep “pertanian” sebenarnya tidak sesempit yang mereka bayangkan. Ada bertumpuk-tumpuk karir yang sangat menjanjikan di dalamnya. Peranan dan prospek pertanian sendiri memiliki manfaat yang begitu besar bagi bangsa Indonesia di kancah persaingan dunia.
Indonesia yang terkenal dengan kekayaan alam yang melimpah, tanah yang subur, intensitas curah hujan yang tinggi, kekayaan laut dan perairan yang tak diragukan lagi. Maka pantaslah Indonesia disebut negara agraris. Negara yang pantas memajukan dunia pertanian sebagai senjata ampuh guna meraih kemakmuran bangsa.
Tulisan ini dibuat sebagai upaya membuka pola pikir para generasi muda Indonesia terhadap dunia pertanian yang sebenarnya, prospek dan peranannya dalam persaingan dunia. Sehingga diharapkan tidak terjadi kesalahan akan pandangan pertanian yang serba rancu. Diharapkan juga munculnya generasi penerus bangsa yang cinta terhadap pertanian, kemauan besar terhadap pembangunan pertanian bangsa yang berkelanjutan demi kemajuan dan kemakmuran bangsa kedepannya.

MINAT MAHASISWA TERHADAP PERTANIAN
Dari sumber informasi panitia SNMPTN 2009, Ada sekitar 9.019 bangku kosong alias tidak diminati dari 22% calon mahasiswa yang diterima dari keseluruhan 378.054 orang peserta pengikut SNMPTN. Dari angka di atas, 2.894 kursi kosong tanpa peminat berasal dari program studi pertanian dan peternakan (Kompas 2/8).

(Sumber : Kompas (2/8) dari data SNMPTN Tahun 2009)
Dari ilustrasi grafik lingkaran di atas dari semua jumlah kursi kosong SNMPTN (sebesar 9.019 kursi), bidang studi pertanian dan peternakan hampir sepertiga (2.894 kursi) dari jumlah keseluuhan kursi kosong tanpa peminat.
Menurut Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Fasli Jalal, berkurangnya minat lulusan SMA memilih bidang pertanian karena bidang tersebut terlalu spesifik dan bersifat monodisiplin, serta berorientasi pada aspek pendalaman ilmu (Kompas 2/8). Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB, Tonny Koesmaryono mengungkapkan kondisi menyedihkan ini karena pemerintah tidak serius menempatkan pertanian sebagai motor penggerak pembangunan.

MAKNA TEPAT DUNIA PERTANIAN
Yayasan Indonesia Forum (2007) mengungkapkan Visi Indonesia 2030 adalah “Menjadi negara maju yang unggul dalam pengelolaan kekayaan alam”. Hal ini jelas bahwa Indonesia harus mampu mengelola kekayaan alam yang sejatinya sudah dipersembahkan dan tersaji di negeri ini.
Pemanfaatan dan pengelolaan kekayaan alam salah satunya adalah dengan pertanian. Begitu jelas pertanian menjadi salah satu sektor terpenting dalam pencapaian Visi Indonesia tersebut. Sektor pertanian akan berperan dalam penyediaan pangan, bioenergi, bahan baku industri (pangan, pakan, biofarmaka, biokimia, biomaterial), kesempatan kerja, lapangan kerja, dan pengelolaan lingkungan hidup (Poerwanto 2009).
Secara umum pertanian terbagi menjadi dua yaitu pertanian hulu dan pertanian hilir. Pertanian hulu mencangkup kegiatan pertanian umum meliputi mengolahan lahan, perawatan bibit, penanaman, perawatan, pemupukan, pemanenan, dan kegiatan lain yang secara langsung tersentuh dengan pertanian umum. Sedangkan pertanian hilir mencangkup kegiatan pertanian yang lebih mendukung semua kegiatan pertanian hulu, contohnya meliputi kebijakan pertanian, sistem produksi dan distribusi produk pertanian, penelitian, ekonomi pertanian meliputi bank pertanian, asuransi, permodalan dan lain-lain.
Beberapa sektor pertanian yang luas mencangkup subsektor pertanian, perikanan, peternakan, kedokteran hewan, kehutanan, teknnologi pertanian dan pangan, sains, perekonomian, bahkan sosial kemasyarakatan. Pertanian tidak identik dengan bertani saja. Pertanian yang maju sangat memerlukan berbagai aspek lain yang mendukung misalnya pengembangan industri pertanian, pengembangan sains, perkembangan teknologi pangan, pengembangan sarana-sarana ekonomi dan pengembangan kebijakan pertanian.

KARIR DUNIA PERTANIAN
Karir di dunia pertanian sangat luas dan menjanjikan. Bahkan ada ungkapan, “Selama masih ada manusia yang masih membutuhkan kebutuhan akan pangan, selama itu pula pertanian dan pangan akan selalu berguna”. Jadi jangan kawatir akan peluang karir kedepan.
Prospek karir di bidang pertanian sangatlah luas, berikut beberapa contoh bidang dan jenis karir menurut Tim Karir Lulusan di Institut Pertanian Bogor antara lain:

a. Sektor Pertanian (agronomi holtikultura) sebagai karyawan di industri perkebunan, industri benih, peneliti, konsultan pertanian, wirausaha dan staf pengajar bidang pertanian (dosen perguruan tinggi atau penyuluh pertanian). Di jurusan arsitektur lanskap kiprah lulusan di bidang Bappeda, departemen PU, Lembaga Penelitian PT, Dinas Pertamanan, Perusahaan Properti, Lembaga Konsultan dan Kontraktor Arsitektur Lanskap. Jurusan manajemen sumberdaya lahan kiprah sebagai Wirausaha di Bidang Arsitektur Lanskap. Sektor Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Pertambangan, Departemen PU, Bidang Penelitian dan Lingkungan Hidup, Jasa Konsultasi, Jurusan proteksi tanaman kiprah lulusan sebagai Tenaga Ahli dan Peneliti dalam Bidang Perlindungan Tanaman, PNS Lingkungan Deptan, Dosen, Perusahaan Pengendalian Hama, LSM, Wirausaha.

b. Kiprah Lulusan Dokter Hewan: Departemen Pertanian, Kesmavet, Keswan dan Keamanan, Pendidikan Nasional, Depdagri, BPOM, BPPT, Pusat-pusat Penelitian, Praktisi pada Rumah Potong Hewan, Industri Pangan, Industri Obat, Industri Vaksin, Rumah Sakit Hewan, Hewan Kesayangan, Satwa Liar, dan Hewan Akuatik, Perusahaan Swasta, Industri Pakan Ternak, Lab. Pengujian dan Penelitian Penyakit Hewan, Kebun Binatang, dan Taman Safari.

c. Kiprah lulusan di bidang pertanian di subsektor Perikanan di Budidaya Perairan : Industri Pembibitan dan Pembesaran Udang, Industri Tiram Mutiara, Industri Budidaya berbagai jenis ikan, kerang, rumput laut, dll, Peneliti, Industri Pakan Ikan, Industri Obat-obatan dan Mikrobiologi, Konsultan. Di subsektor Manajemen Sumberdaya Perairan kiprah lulusan : HSE (Health & Savety Environment), Wiraswasta, Jurnalistik Kelautan, Perikanan dan Lingkungan, Peneliti LIPI, BPPT, Pemerhati Lingkungan/WALHI, Departemen Perikanan dan Kelautan. Di subsektor Teknologi Hasil Perairan kiprah lulusan : Departemen Perikanan dan Kelautan, Industri Pengolahan Hasil Perikanan, LIPI, LSM, Wirausaha. Di subsektor Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan kiprah lulusan sebagai Pengusaha dan Wirausaha dalam Industri Perikanan, Manajer Perusahaan Perikanan, Konsultan Perikanan, Perencana dan Pengelola Pembangunan Perikanan di Instansi Pemerintah. Dan di subsektor Ilmu dan Teknologi Kelautan kiprah lulusan sebagai Dosen, Peneliti, Konsultan, Wirausaha (Eksplorasi, Surveyor), Usaha Perikanan, Pemetaan Permodelan Kelautan.

d. Di sektor Peternakan yang terbagi subsektor Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan kiprah lembaga Penelitian, Industri Peternakan, Industri Pengelolaan Hasil Limbah Peternakan, dan di subsektor Ilmu dan Nutrisi Teknologi Pakan kiprah lulusan di Industri Pakan, Lembaga Penyuluhan Industri Pakan Ternak, Lembaga Penyuluhan, Industri Peternakan, Konsultan, Peneliti, Wirausaha, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

e. Kiprah lulusan sektor kehutanan : Lembaga Penelitian, UKM Pemanfaatam Hutan, LSM, Lembaga Internasional, Perusahaan Konsultan, Dephut, KLH, Pariwisata, Deptan (Karantina), Disbun, Dinas Tata Kota, LSM, Peneliti, CIFOR, ICRAF, BIOTROP, LIPI, Perhutani, Pertambangan bekerja di Dephut, Perusahaan Perkayuan, Pulp and Paper, Dosen, Peneliti, Konsultan, Wirausaha (Eksplorasi, Surveyor), Usaha Perikanan, Pemetaan Permodelan Kelautan.

f. Kiprah lulusan sektor Teknologi Pertanian dan Pangan : di subsektor Teknologi Pangan prospeknya di Industri Pangan sebagai Manajer Produksi, Manajer QC, Supervisor, Konsultan di Bidang Industri Pangan dan Gizi, Lembaga/Badan/Departemen, Wirausaha dalam Industri Pangan. Di subsektor Teknologi Industri Pertanian karirnya di Industri Nasional dan Multinasional, Entrepreneur, Lembaga R & D Universitas, Lembaga Pemerintah. Di subsektor Teknik Lingkungan kiprah lulusan di Perusahaan Konstruksi dan Pengelolaan limbah, Peneliti, Biro konsultan teknik, Ahli Lingkungan di berbagai perusahaan. Di subsektor Teknik Pertanian berkarir di Industri Peralatan, Industri Pengolahan Hasil Pertanian, Perusahaan Perkebunan, Project Evaluator di Bank, Peneliti, Wirausahawan.

g. Di sektor Sains misalnya Biologi, Kimia, Fisika, Matematika, Ststistika, Biokimia, Meteorologi dan Ilmu Komputer juga berperan dalam membangun pertanian beberapa contoh karir di bidang pertanian dan di bidang lain yang mendukung pertanian antara lain di Media Research and Planning, Marketing Research, Asuransi, Data Management, Financial Research, Perbankan, R & D, BPS, Perusahaan Swasta, Political Researchbidang Pendidikan dan Penelitian, Industri Kimia, Makanan, Farmasi, Produksi R7DQc, Planning, Pengolahan Limbah Makanan, Farmasi, Produksi R7DQc, Planning, Pengolahan Limbah, Industri Pertanian, Lingkungan, Kesehatan dan Nutrisi yang berbasis Bioteknologi, Balai Penelitian dan Lembaga Riset Bidang Kesehatan dan Tanaman Obat di Bidang Pertanian Industri Farmasi, Deptan, Dephut, Depnaker, BUMN, KLH, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Badan Meteorologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Pemerintah Daerah, Lembaga Pendidikan (Guru, Dosen), Lemlit (BATAN, LIPI, BPPT, dll), Industri terutama yang berkaitan dengan instrumentasi dan peralatan.

h. Kiprah lulusan di sektor Perekonomian yang mendukung dunia pertanian di bidang ekonomi yang meliputi subsektor Ilmu Ekonomi, Manajemen, Agribisnis, dan Ekonomi Sumberdaya Lingkungan antara lain berkarir sebagai Konsultan Keuangan, Instansi Pemerintah, Perbankan, Lembaga Riset, Konsultan Keuangan, Accounting, Marketing Manager, HRD Manajer, Manajer Operasi, Peneliti Ekonomi SD Lingkungan, Ahli ESL pada Dept. Perekonomian (ESDM, Dephut, DKP, LH), Lembaga Internasional (WWF, UNESCO, UNDP, FAO), LSM, Dosen di PT.

i. Di sektor Ekologi Manusia yang juga mendukung perkembangan pertanian di subsektor Ilmu Gizi sebagai Konsultasi di bidang Gizi dan Kesehatan, Industri Pangan dan Pengembangan Produk, Ahli Gizi di Rumah Sakit, Dosen, Wirausahawan. Di bidang Ilmu Keluarga Konsumen berkarir di Perusahaan Jasa Konsultasi di bidang Keluarga, Pengelola Institusi Pendidikan Anak Usia Dini, Tenaga Akademik dan Peneliti di Bidang Keluarga, Tumbuh kembang dan Konsumen, Spesialis Riset Pemasaran dan Konsumen, Penanganan Customer Service/ Complaint, Pengelolaan Program Pemberdayaan Keluarga dan Konsumen di LSM dan Lembaga Pemerintahan serta di subsektor Komunikasi berkiprah di Perusahaan Teknologi Komunikasi, Perusahaan Provider Internet, LSM, Rumah Produksi Film, Stasiun TV, Wartawan, Perbankan, Peneliti Sosial, Dosen Ilmu Sosial, Aparat Pemda, Event Organizer, Konsultan Masalah Sosial.

PROSPEK DAN PERANAN PERTANIAN INDONESIA DI DUNIA INTERNASIONAL
Sektor pertanian Indonesia sangat berperan penting dan berkontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Ini menunjukkan bahwa pertanian menjadi tulang punggung pembangunan ekonomi nasional bukanlah sebuah jargon semata, tetapi hal tersebut telah dibuktikan secara empirik. Ini menjadi dasar yang kuat bagi sektor pertanian untuk tumbuh dan memberikan kontribusi nyata pada pembangunan ekonomi nasional.
Prospek dan peranan subsektor pertanian memiliki banyak keunggulan. Di beberapa bidang ekonomi, ketahanan nasional, sosial masyarakat dan bidang-bidang lain. Pertanian mampu mengampu kebutuhan dasar bangsa Indonesia yang umumnya mengandalkan subsektor perdagangan produk-produk pertanian (Muchtadi 2008).
Peningkatan investasi di sektor pertanian dan agroindustri terbukti paling efektif mengurangi pengangguran dan memperbaiki distribusi pendapatan. Di antara subsektor- subsektor dalam sektor pertanian ternyata subsektor tanaman pangan mempunyai daya serap teraga kerja yang tertinggi. Sementara itu di antara subsektor-subsektor dalam sektor agroindustri ternyata subsektor industri makanan, minuman, dan tembakau mampu menyerap tenaga kerja paling banyak bila pada sektor ini ditanamkan investasi (Priyarsono, Daryanto, 2006).
Prospek pertanian Indonesia secara umum dapat memopang perekonomian nasional dari produk-produk pertanian yang dihasilkan. Sektor industri pertanian merupakan pemasok utama dari jenis produksi pertanian. Ketersediaan sumberdaya alam yang cukup melimpah dan didukung oleh sumberdaya manusia yang unggul sehingga munculah optimisme bahwa pertanian Indonesia akan mampu bersaing di tingkat dunia (Sukardi 2009).

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

Bidang pertanian sangatlah luas. Aspek pertanian memiliki bidang kerja dan karir yang luas. Bahkan secara umum perekonomian Indonesia salah satunya ditopang oleh kegiatan-kegiatan pertanian. Subsektor Kehutanan, Perikanan, Peternakan, Teknologi Pangan dan Industri Pertanian, Perekonomian dan Sains merupakan cabang dari bidang pertanian.
Prospek pertanian Indonesia sudah dikatakan memiliki modal dasar yang sangat cukup untuk membangun Perekonomian Indonesia yang lebih baik di tingkat Internasional. Diperlukan beberapa hal yang mendukung cita-cita ini antara lain keseriusan seluruh bangsa untuk memajukan pertanian, kesadaran para generasi penerus bangsa untuk membangun pertanian, dan peningkatan teknologi yang mendukung pertanian.

Saran
Diperlukan kesadaran akan pengetahuan para generasi penerus bangsa dan masyarakat luas bahwa karir dan prospek dunia pertanian sangatlah luas. Hendaknya pemerintah yang memiliki tugas di bidang pendidikan dan pertanian mampu menginformasikan kepada calon-calon penerus bangsa akan peran dan dukungan mereka kepada nasib pertanian Indonesia.







DAFTAR PUSTAKA

Lokakarya Agenda Riset Bidang Pangan dan Energi. Agenda dan Roadmap Riset Pangan 2008-2012. Bogor, 22 September 2008

Muchtadi, Tien R. 2008. Pembahasan Agenda Riset Pangan IPB. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB pada Lokakarya Agenda Riset Bidang Pangan dan Energi. Bogor, 22 September 2008.

Mulyanto. 2009. Program Studi Pertanian di Persimpangan Jalan. Harian Kompas (2/8).(Online) www.kompas.com diakses 29 April 2010.

Poerwanto. 2009. Visi Pertanian Indonesia 2030. Kumpulan Makalah Pengantar ke Ilmu-Ilmu Pertanian. Bogor : IPB Press.

Priyarsono, Arief Daryanto. 2006. Peranan Pertanian dalam Mengatasi Masalah Pengangguran, Kemiskinan, dan Ketahanan Pangan. Ringkasan Hasil Penelitian Hibah Penelitian Tim Pasca Sarjana Tahun 2006. Pascasarjana IPB

Sukardi. 2009. The Novelty Issues In The Agroindustrial Reseach.D partemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Tanpa Nama. Tanpa Tahun. Program Pendidikan Sarjana Institut Pertanian Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Selasa, 04 Mei 2010
Rektor IPB, Prof. DR. Ir. Herry Suhardiyanto, M. Sc.
Menyikapi Permasalahan Pertanian di Indonesia
Penulis: Lisma Safitri
Selasa, 1 September 2009, 16:48

Perlu kebijakan pemerintah yang mendukung sektor pertanian.

INDONESIA adalah negara kepulauan dengan lahan pertanian yang begitu luas. Makanya, Indonesia dijuluki sebagai negara agraris. Namun siapa sangka, di negara agraris ini, masalah pertanian begitu pelik dan seakan tidak memiliki jawaban pasti untuk menyelesaikannya. Untuk membahas permasalahan ini, Majalah Bangkit Tani, mewawancarai narasumber yaitu Rektor IPB, Prof. DR. Ir. Herry Suhardiyanto, M. Sc.

Apa pendapat Bapak tentang sarjana pertanian yang tidak setia profesi? Bagaimana langkah-langkah antisipasinya?
Saya harap, Sarjana Pertanian yang tidak bekerja di bidangnya tetap memperhatikan dunia pertanian. Misalnya, membangun wacana yang baik tentang pertanian jika bekerja di bidang media massa, berusaha menciptakan sebuah sistem ekonomi pertanian yang mendukung jika bekerja di sektor perbankan, dan lain sebagainya. Langkah antisipatif yang kami lakukan dengan menyediakan program bantuan modal usaha di bawah naungan Carrier Development Agency (CDA). IPB menyediakan sekitar Rp 2 miliar untuk proposal bisnis yang dianggap layak. Pertanian harus mendapat porsi perhatian yang sesuai untuk meningkatkan minat profesi pertanian. Bangun semangat juang untuk meningkatkan kecintaan terhadap produk nasional, terutama produk pertanian.

Sejauh mana upaya IPB meningkatkan peminat calon mahasiswa masuk ke Program Studi Pertanian, khususnya IPB?
Memang ada penurunan minat terhadap Fakultas Pertanian di beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Alhamdulillah di IPB sendiri, penurunan minat tidak terlalu mengkhawatirkan. Peluang bidang pertanian sendiri cukup besar dalam menyumbangkan peningkatan kesejahteraan rakyat. Namun, saat ini seolah ada gap antara peluang dan potensi. Oleh karena itu IPB mencoba menjembatani gap tersebut dengan mengadakan Ujian Talenta Mandiri (UTM). Ini merupakan salah satu program jalur masuk IPB terbaru dengan proporsi penerimaan mahasiswa sekitar 10%.

Setujukah Bapak, jika porsi kewirausahaan dalam kurikulum di IPB ditambah dan langsung dibimbing oleh praktisi?
Tentu, saya setuju. Sebuah bangsa akan maju jika memiliki pengusaha 2% dari total penduduk. Jika ada 230 juta penduduk Indonesia, dibutuhkan 4,6 juta pengusaha. Saat ini Indonesia memiliki tidak lebih dari 1% pengusaha, sebuah angka yang masih jauh dari yang dibutuhkan.

Bagaimana Bapak memandang prospek pertanian Indonesia ke depan?
Dunia pertanian adalah dunia yang khas. Pertanian adalah sebuah keniscayaan bagi Indonesia. Pertanian dengan dimensinya yang luas seperti dimensi ketersediaan pangan, tenaga kerja dan lingkungan yang lebih ramah seperti keseimbangan ekologi dan ekowisata, menjadi sangat krusial bagi negara ini. Indonesia yang kaya sumberdaya dari Sabang sampai Merauke, memerlukan sebuah gerakan media pencitraan yang masif untuk meningkatkan minat di bidang pertanian.

Apa yang harus dilakukan agar pertanian Indonesia siap bersaing dengan negara lain di era perdagangan bebas?
Menurut saya, persaingan memang penting untuk memacu kinerja dalam rangka peningkatan mutu dan produktivitas, efisiensi kerja, penekanan biaya produksi serta peningkatan daya saing. Tetapi semua efek positif dalam persaingan tersebut memerlukan sebuah medan datar (persaingan yang seimbang, red). Oleh sebab itu, diperlukan upaya-upaya terpadu utuk mendukung kesiapan seluruh sektor pertanian Indonesia agar dapat bersaing dengan sehat dalam era perdagangan bebas. Namun, jika kita memang belum siap, jangan ragu-ragu untuk meminta dispensasi dari negara lain. Seiring dengan hal tersebut, harus ada supporting system pada petani, untuk dapat mengikuti era perkembangan yang terjadi di dunia luar.

Saat ini sektor pertanian digembar-gemborkan, oleh wakil rakyat, sebagai motor penggerak pembangunan Indonesia. Dengan segala aspeknya, yakni sumber daya alam yang melimpah, sumber daya manusia yang banyak terberdayakan pada sektor pertanian, dan lain sebagainya. Namun, mengapa sejauh ini belum sesuai dengan realitanya?
Kita harus memahami bahwa mereka sudah berbicara di depan rakyat. Mereka sudah mengutarakan janji-janjinya. Dan itu semua merupakan buah pikiran para petinggi partai. Saya yakin, mereka berusaha untuk memegang komitmen dan kita selalu mengontrol agar program-program Pemerintah dan DPR berpihak pada petani. Pembangunan pertanian harus diarahkan pada pembangunan yang berkeadilan, berkedaulatan (berbasis pada kemampuan kita sendiri dalam menghasilkan produk sehingga mampu berdaya saing), dan berkelanjutan (karena kita harus mewariskan sistem untuk generasi mendatang).

Kemana seharusnya arah kebijakan pemerintah untuk memajukan sektor pertanian?
Kebijakan pemerintah dirasa sudah cukup baik. Ada tiga strategi yang sangat penting yang harus dilakukan pemerintah:
Affirmative action; yaitu keberpihakan pada pertanian.
Integrasi hulu–hilir; mulai dari kegiatan penghasil sarana produksi pertanian, kegiatan on farm, off farm, dan distribusi produk dilakukan secara terpadu.
Fokus; APBN dan sumberdaya kita terbatas. Oleh sebab itu, kebijakan harus diarahkan pada bidang dan komoditi yang tepat.

Apa kesan Bapak Rektor untuk Majalah Bangkit Tani?
Saya harap, Majalah Bangkit Tani menjadi media yang dapat menularkan semangat cinta pertanian dan motivasi untuk berwirausaha di bidang pertanian. (*)
Presiden Mahasiswa IPB sekaligus Koordinator Pusat BEM SI
(Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia)
Suranto Wahyu Widodo.

DI mata mahasiswa, pertanian adalah surga yang masih terpendam. Dengan berbagai potensi yang dimiliki Indonesia, pertanian ke depan akan maju bila Sarjana Pertanian bisa bekerja di bidangnya. Berikut wawancara yang dilakukan oleh Majalah Bangkit Tani dengan Pre¬siden Mahasiswa IPB sekaligus Koordinator Pusat BEM SI, Suranto Wahyu Widodo.

Apa penyebab menurunnya minat bekerja di pertanian?
Menurunnya minat pertanian saat ini akibat dari pencitraan pertanian yang masih “jongkok”. Pertanian saat ini dianggap kurang menguntungkan untuk dijadikan mata pencaharian.

IPB memiliki program-program yang mendorong kualitas mahasiswa. Menurut Anda, bagaimana kesela¬rasan program tersebut dengan harapan BEM?
Kurikulum IPB memberikan bekal mahasiswa agar dapat bertahan di segala bidang profesi. Secara tidak langsung hal ini menyebabkan lemahnya idealisme pertanian. Namun, sejauh ini program-program IPB yang bertujuan untuk menumbuhkan jiwa kepedulian terhadap pertanian seperti Go Field, Kuliah Kerja Profesi, dan program pengembangan kewirausahaan pertanian sudah baik.

Sebagai seorang mahasiswa pertanian, apa pandangan Anda terhadap prospek pertanian saat ini dan di masa depan?
Selama manusia masih membutuhkan pangan, sandang, dan papan, maka pertanian masih prospektif. Saya pribadi, siap menjadi agropreneur dengan mengolah SDA dan SDM secara kreatif dengan sentuhan teknologi tepat guna.

Sebagai seorang koordinator pusat BEM SI, dalam tataran nasional, bagaimana gerakan mahasiswa saat ini dapat berkontribusi dalam pembangunan pertanian?
BEM SI menyadari betul pentingnya peran pertanian dalam pembangunan bangsa. Sebagai bukti konkret kepedulian kami, BEM SI menyertakan pentingnya perwujudan kedaulatan pangan dan energi dalam Tujuh Gugatan Rakyat (Tugu Rakyat) yang kami perjuangkan selama setahun terakhir.

Pesan anda untuk Majalah Bangkit Tani?
Saya berharap Majalah Bangkit Tani membawa angin segar bagi citra pertanian Indonesia sebagai usaha menuju kebangkitan baru dunia pertanian. Semoga, Bangkit Tani dapat mengubah wacana yang sempit terkait dunia pertanian. Dapat menjembatani aspirasi masyarakat kepada pemerintah, dan menjadi sarana check and balance kebijakan-kebijakan strategis pertanian. (Lisma Safitri | 085710769701)


Anda dapat mengikuti update artikel ini melalui RSS 2.0 feed.